Latar Belakang Hadirnya Noga Karya Indonesia, sebagai negara dengan kekayaan budaya yang luar biasa, tengah menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan identitasnya di tengah arus globalisasi. Fenomena masuknya budaya asing yang secara masif menjadi tren di kalangan masyarakat, khususnya generasi muda, memunculkan kekhawatiran akan tergesernya tradisi lokal. Budaya luar sering kali lebih dikenal, diminati, bahkan menjadi identitas baru bagi sebagian besar generasi muda di Indonesia, sehingga nilai-nilai lokal perlahan mulai terabaikan. Olahraga tradisional, yang dahulu menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat, kini menghadapi ancaman serupa. Banyak di antaranya mulai ditinggalkan karena dianggap kuno, kurang relevan, atau kalah bersaing dengan olahraga modern dan permainan digital. Padahal, olahraga tradisional Indonesia bukan hanya sekadar aktivitas fisik, tetapi juga mengandung nilai-nilai luhur seperti kerja sama, kejujuran, dan solidaritas yang dapat memperkuat karakter bangsa.

Keprihatinan dan Misi Noga Karya Berangkat dari keresahan tersebut, Noga Karya lahir sebagai inisiatif untuk menghidupkan kembali kejayaan olahraga tradisional Indonesia, mengangkatnya ke panggung dunia, dan menjadikannya kebanggaan bersama. Noga Karya memandang olahraga tradisional sebagai warisan yang tidak hanya layak untuk dilestarikan, tetapi juga untuk dikembangkan dan diperkenalkan ke dunia internasional.

Indonesia Kaya dengan Tradisi dan Permainan Rakyat: Indonesia memiliki ratusan jenis permainan rakyat dan olahraga tradisional yang tidak hanya unik tetapi juga mencerminkan kekayaan budaya lokal yang beragam. Dari Sumatera hingga Papua, setiap daerah memiliki identitas permainan yang sarat akan kearifan lokal. Namun, potensi ini belum dimanfaatkan secara maksimal untuk memperkenalkan Indonesia kepada dunia.

Noga Karya: Dimulai dari NTB untuk Mendunia Sebagai langkah awal, Noga Karya mengambil langkah konkrit dari Nusa Tenggara Barat (NTB), sebuah provinsi yang kaya dengan permainan rakyat dan olahraga tradisional yang khas. NTB menjadi tempat lahirnya gerakan ini, dengan semangat untuk menghidupkan kembali budaya lokal melalui inovasi dan promosi global.

1. NTB sebagai Pelopor: Dengan mengintegrasikan budaya lokal seperti permainan “Palentong,” “Balap Jajar,” dan lainnya, Noga Karya mengusung semangat bahwa kebanggaan lokal dapat menjadi daya tarik global.
2. Langkah Konkret: Dari festival lokal, pendidikan berbasis tradisi, hingga digitalisasi permainan tradisional, Noga Karya menyiapkan langkah-langkah strategis untuk membawa olahraga tradisional NTB ke panggung internasional.

Tujuan Besar Noga Karya

1. Melestarikan Tradisi Lokal: Menghidupkan kembali permainan rakyat dan olahraga tradisional sebagai bagian dari identitas budaya bangsa.
2. Meningkatkan Kesadaran Global: Memperkenalkan kepada dunia bahwa Indonesia tidak hanya kaya akan keindahan alam, tetapi juga memiliki warisan budaya tak ternilai dalam bentuk permainan rakyat dan olahraga tradisional.
3. Menginspirasi Generasi Muda: Menjadikan olahraga tradisional relevan bagi generasi muda melalui inovasi, seperti digitalisasi dan integrasi dalam olahraga modern.
4. Menciptakan Ekosistem Tradisi: Mengembangkan festival, kompetisi, dan platform global yang menjadikan olahraga tradisional sebagai bagian dari perayaan budaya dunia.

Kesimpulan Noga Karya bukan sekadar nama, melainkan sebuah gerakan budaya (Cultural Movement) yang bertujuan untuk menghidupkan kembali olahraga tradisional Indonesia dan menjadikannya kebanggaan global. Dari NTB, langkah ini dimulai sebagai wujud komitmen untuk melindungi warisan budaya bangsa, menciptakan kebanggaan generasi muda, dan membangun kesadaran dunia akan kekayaan budaya Indonesia. Noga Karya membawa pesan kuat: “Tradisi Lokal, Spirit Global.” Dengan semangat ini, Noga Karya siap melangkah membawa Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia ke masa depan yang lebih cerah dan mendunia.